METRUM.ID – International Relations Office (IRO) Universitas Nusa Cendana (Undana) bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Undana menggelar pertemuan ilimiah berupa presentasi penelitian dan workshop penulisan hibah penelitian bertajuk “Presentasi Penelitian dan Workshop Penulisan Proposal Hibah oleh Doctoral Dissertation Research Abroad (DDRA) Fellow, Timothy Ravis”. Kegiatan ini berlangsung pada 20-21 Maret 2025 d Gedung Rektorat Undana.
Workshop ini menghadirkan akademisi dan mahasiswa Undana, di antaranya:
Dr. Siprianus Suban Garak, M.Si – Wakil Rektor I (Membuka acara)
Indra Yohanes Killing, Ph.D – Sekretaris LP2M
Chatarina Behar – Kepala IRO Undana
Prof. Philiphi de Rozari, S.Si, M.Si, M.Sc, Ph.D – Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Prof. Dr. Melkisedek Taneo, M.Si – Dekan FKIP
Prof. Tans Feliks – Direktur Program Pascasarjana Undana
Dosen dan mahasiswa Undana
Kolaborasi dengan AMINEF, Hadirkan Timothy Ravis
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) dan Undana. Workshop ini menghadirkan Timothy Ravis, mahasiswa S3 dari Cornell University, AS, yang merupakan penerima beasiswa Fulbright-Hays Doctoral Dissertation Research Abroad (DDRA). Sebelumnya, ia juga pernah mengikuti program Fulbright Student Research di Indonesia pada 2015 dan menjadi konsultan dalam berbagai proyek pembangunan di Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan membahas transisi energi di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta membekali peserta dengan keterampilan menulis proposal hibah berstandar internasional.
Hari Pertama (20 Maret 2025): Presentasi Riset Geotermal dan Transisi Energi di NTT
Pada hari pertama, Timothy mempresentasikan risetnya tentang dampak transisi energi di masyarakat pedesaan di Flores, NTT. Ia menyoroti bagaimana Indonesia, yang memiliki 40% potensi panas bumi dunia, masih sangat bergantung pada energi fosil.
“Indonesia memiliki kapasitas besar untuk menghasilkan listrik melalui energi geotermal, tetapi pemanfaatannya masih sangat sedikit. Pertanyaan penting dalam penelitian ini adalah: siapa yang membentuk masa depan energi pasca-fosil di Indonesia, dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat?” – Timothy Ravis.
Timothy menjelaskan bahwa energi geotermal berasal dari panas bumi yang dihasilkan oleh aktivitas tektonik dan vulkanik. Proses ini memungkinkan produksi listrik tanpa bahan bakar fosil, sehingga lebih ramah lingkungan. Ia juga membahas studi kasus dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa dan Flores, serta tantangan pengembangan energi geotermal.
Dalam sesi diskusi, peserta antusias memberikan masukan, termasuk rekomendasi dari ahli serta referensi mengenai sejarah pembangunan di NTT dan program pembangunan pertanian.
Pendapat Akademisi: Energi Terbarukan dan Keberlanjutan
Dalam wawancara dengan Metrum.id, Direktur Program Pascasarjana Undana, Prof. Tans Feliks, menyatakan bahwa sebagai peneliti, ia tidak berpihak pada kepentingan tertentu dalam polemik energi geotermal di Flores.
“Pemerintah mendukung pengembangan geotermal, sementara beberapa aktivis dan masyarakat menolak. Menurut saya, seharusnya ini bisa dilakukan dengan baik, selama lingkungan tidak dirusak dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat yang adil,” ujarnya.
Hari Kedua (21 Maret 2025): Workshop Penulisan Proposal Hibah
Pada hari kedua, acara berlanjut dengan workshop penulisan proposal hibah. Dalam sesi ini, peserta membawa draft proposal mereka untuk didiskusikan dan dievaluasi bersama Timothy.
Kepala IRO Undana, Chatarina Behar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sesi pertama yang berlangsung pada 20 Maret.
“Kegiatan ini sebenarnya lanjutan dari sesi pertama kemarin, di mana Timothy datang untuk mempresentasikan rencana penelitiannya. Ia ingin mendapatkan masukan dari akademisi, peneliti, dosen, dan mahasiswa terkait program-program pembangunan pertanian di NTT serta dampak transisi energi di pedesaan di NTT.”
Pada sesi kedua, Timothy lebih fokus berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang penulisan proposal hibah, terutama untuk pendanaan dari luar negeri.
“Untuk kegiatan hari kedua, Timothy hanya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang penulisan proposal hibah, misalnya hibah luar negeri. Tim sudah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menyusun proposal hibah bersama peneliti lain. Ia ingin membagikan hal-hal penting, tips, dan trik yang bisa dipelajari agar peserta sukses dalam pengajuan proposal mereka.”
Timothy juga membedah proposal yang dibawa oleh peserta, baik yang baru akan mengajukan maupun yang sudah pernah mengajukan tetapi gagal.
“Sebenarnya, Timothy menelaah proposal dari peserta yang hadir hari ini. Ada yang baru mau mengajukan, ada juga yang sudah mengajukan tetapi gagal. Harapannya, dengan membedah proposal mereka serta memberikan tips dan trik yang ia ketahui, peserta bisa lebih siap dan mampu menyusun proposal yang lebih baik lagi. Intinya, sesi ini adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang penulisan proposal hibah di luar negeri.”
Dukungan Undana terhadap Kegiatan Ini
Chatarina menegaskan bahwa Undana mendukung penuh kegiatan ini sejak awal, karena kunjungan Timothy ke Undana merupakan permintaan dari AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation), sebuah yayasan yang bergerak di bidang pertukaran akademik antara Indonesia dan Amerika.
“Sejak awal, kedatangan Timothy ini memang diminta oleh AMINEF. AMINEF adalah yayasan yang bergerak di bidang pertukaran akademik, baik siswa maupun staf, antara Indonesia dan Amerika. Mereka meminta kami untuk menerima Timothy agar bisa berbagi ilmu di sini. Pada sesi pertama, ia datang untuk mempresentasikan rencana penelitiannya dan mendapatkan masukan dari akademisi, peneliti, dan mahasiswa di Undana, yang nantinya akan membantunya dalam menyelesaikan penelitian ini.”
Undana, melalui IRO dan LP2M, berperan aktif dalam memfasilitasi kunjungan Timothy dan mendukung penuh kegiatan ini.
“Kami menyetujui permintaan AMINEF dan bekerja sama dengan LP2M untuk memfasilitasi kunjungan Timothy selama di sini. Wakil Rektor I (WR1) juga sangat merespons dengan baik. Sejak awal, kami mengadakan pertemuan dengan AMINEF, melibatkan IRO, LP2M, dan WR1, untuk mendengarkan tujuan kedatangan Timothy ke Undana.”
Dengan dukungan penuh dari Undana, workshop ini berhasil terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat bagi akademisi serta mahasiswa yang ingin mengembangkan keterampilan penelitian dan penulisan proposal hibah internasional.