METRUM.ID – Seorang guru honorer di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Vinsensia Ervina Talluma, harus berjalan kaki sejauh enam kilometer setiap kali mengajar. Dengan jarak tempuh selama tiga jam, dia melintasi hutan dan sungai.
Namun, hal itu tetap dilakoninya agar tetap bisa mengajar murid-muridnya di sebuah kelas jarak jauh di SDK 064 Watubala. Jumlah murid di sana ada delapan orang, mereka belajar di sebuah bangunan serupa bedeng kayu.
Sebelum digunakan sebagai tempat belajar, bangunan itu dulunya merupakan taman baca yang dibangun oleh para mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di dusun tersebut.
Setiap bulannya, Vinsensia mendapatkan honor sebesar Rp300.000. Jumlah tersebut merupakan gabungan gaji yang diberikan oleh Komite Sekolah sebesar Rp150.000 dan dari sisanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dia mengaku jumlah gaji tersebut tidak mampu menghidupi keluarganya. Namun ia tak pernah mengeluh dan memilih tetap mengajar murid-muridnya.
“Memang gaji tidak cukup, tapi ini demi anak-anak,” kata Vinsensia, dilansir dari BBC Indonesia, Minggu (9/3/2025).
Sebagai guru honorer, dia juga mengutarakan harapan agar pemerintah dapat memberi perhatian lebih pada kondisi sekolah tempatnya mengajar, terutama soal perbaikan gedung sekolah, akses jalan, serta fasilitas alat tulis bagi para siswa.
Sebab lokasi sekolah itu sangat terpencil, sehingga kegiatan belajar harus diliburkan jika hujan deras dan siswa belajar dari rumah.
“Jika hujan deras, saya tidak bisa melintasi sungai dan jalanan di hutan juga jadi berbahaya karena licin,” tutur Vinsensia.
“Harapan saya untuk pemerintah, minta uluran campur tangan mereka terkhusus untuk kelas jauh ini. Kalau bisa bantulah kami dengan gedung sekolahnya, perhatikan anak-anak kami, dan juga alat tulisnya.” tukasnya.